Sabtu, 04 September 2010

Gianni Rivera













Siapakah pemain Italia yang disebut sebagai "Anak Emas"? Jawabnya adalah Gianni Rivera. Rivera merupakan tipe penyerang asli Italia. Dia berbeda dengan Roberto Bettega yang cenderung bergaya Inggris.
Seperti pemain depan Italia lainnya, Rivera pandai menipu bek dan kiper musuh. Gerakannya bagai seorang buruh yang malas, namun sekali saja mendapatkan kesempatan, dia tak tertahankan. Ia bisa menciptakan peluang sekecil apapun untuk mencetak gol.
Meskipun terlihat pendiam, tapi attacante yang wajahnya mirip aktor Al Pacino ini sering juga lepas kontrol. Ia juga tak jarang berkomentar miring, akibatnya ia sering berurusan dengan manajer atau pelatihnya.
"Saya tak peduli dengan semua omongan tentang diri saya. Saya ingin menikmati sepakbola, terutama membuat gol demi gol dalam setiap pertandingan," ujar Rivera.
Gianni Rivera terkenal dengan prinsipnya yang berani menentang atasan. Itu terjadi saat persiapan tim nasional Italia ke Piala Dunia Meksiko 1970. Tatkala daftar skuad diumumkan, nama Rivera tak tercantum di dalamnya. Tentu Rivera berang. Dan dengan penuh keberanian, ia bertanya langsung kepada manajer tim mengapa ia digusur. Setelah berdebat panjang, akhirnya Rivera diberangkatkan juga.
"Ini kejadian yang unik. Saya respek terhadap tindakan Rivera, kendati itu sedikit banyak akan merugikan dirinya sendiri," kata kapten Italia di Meksiko, Giacinto Facchetti. Dugaan Facchetti benar adanya. Di Meksiko, Rivera cuma bermain tiga kali, dua kali sebagai cadangan. Tapi semangat bertandingnya untuk membela tim nasional patut diteladani.
Pencapaian Italia di Meksiko 1970 cukup baik dengan sampai di partai puncak, meski di final Italia kalah dari Brasil 1-4. "Walau cuma diturunkan tiga kali, saya tetap merasa puas. Perjuangan saya untuk masuk tim tidak sia-sia," tegas Rivera.
Bakat besar Rivera tampak sejak kecil. Di masa kecil ia bermain di klub Alessandria. AC Milan melihat bakatnya dan berani merekrutnya dengan transfer sebesar 130.000 poundsterling pada 1960.
Bukan rahasia lagi kalau di kota Milan ada perseteruan panjang antara dua klub kota itu, AC Milan dan Inter Milan. Kalau Inter menjagokan libero Giacinto Facchetti, Milan menumpukan harapannya pada Rivera. Keduanya benar-benar bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Dewi fortuna agaknya condong ke kubu Milan. Setelah menjuarai liga tahun 1961/1962, Milan berhasil maju ke final Piala Champions tahun berikutnya. Rivera dkk. berhadapan dengan juara bertahan, Benfica di Stadion Wembley, London.
Lewat perjuangan habis-habisan sepanjang dua kali 45 menit, Milan muncul sebagai pemenang dengan kemenangan tipis 2-1. Dua gol Milan diborong oleh Rivera.
Keberhasilan di Wembley membuat Rivera berambisi menjadi kapten tim nasional Azzuri. Sayang, untuk urusan ini, Rivera kalah dari Giacinto Facchetti yang menjadi kapten Italia baik di Inggris 1966 maupun Meksiko 1970.




Final Liga Champion 1963
AC Milan 2-1 Benfica
Gol: 0-1 Eusebio 18', 1-1 Altafini 58', 2-1 Altafini 66'
AC MILAN: Ghezzi- David, Maldini, Trebbi- Benitez, Trapattoni- Pivatelli, Dino Sani, Altafini, Rivera, Mora. Pelatih: Nereo Rocco.
BENFICA: Costa Pereira- Cavem, Cruz, Humberto, Raul- Coluna, Santana- Jose Augusto, Torres, Eusebio, Simoes.
Wasit: Holland (Inggris)
Stadion: Wembley, London, 22 Mei 1963
Penonton: 45.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar