Minggu, 12 September 2010

Bayern München 2010/2011















Klub favorit juara Liga Champions yang bukan berasal dari Liga Inggris, Liga Spanyol maupun Liga Italia hanya segelintir saja, atau bisa dibilang saat ini hanya ada satu klub saja. Tak lain dan tak bukan pastilah Bayern München yang berasal dari Jerman.
Musim lalu adalah buktinya. Die Roten alias Si Merah atau The Reds dari Jerman ini maju ke final berhadapan dengan Inter Milan. Saat itu, pelatih Bayern, Louis Van Gaal, kalah dalam perang strategi dua pelatih hebat melawan Jose Mourinho (Inter), yang kini menukangi Real Madrid.
Musim ini, komposisi pemain tak berubah. Bahkan, rekening pengeluaran transfer Bayern tahun ini adalah 0 atau tak membeli pemain sama sekali. Pemain baru yang datang adalah para pemain Bayern yang musim lalu dipinjamkan ke klub lain. Pemain bintang pun bertahan di Alianz Arena.
Franck Ribery, yang di akhir musim kemarin terganjal kasus pelecehan seksual, harus mengembalikan nama baiknya dengan tampil prima bersama Bayern. Thomas Müller, yang tampil gemilang di Piala Dunia Afrika Selatan / SA 2010, bisa dilindungi manajemen dari kejaran klub-klub besar yang memburunya. Masalah timbul karena cedera dua bulan Arjen Robben usai membela negaranya, Belanda di Piala Dunia. Bayern sangat berang karena kejadian itu.

FC BAYERN MÜNCHEN
Berdiri: 27 Februari 1900
Stadion: Alianz Arena
Alamat: Sabener Strasse 51, 81547 München
Situs: www.fcbayern.de
Presiden: Uli Hoeness
Pelatih: Louis Van Gaal
Posisi 2009/2010: Juara
Prestasi:
JUARA LIGA JERMAN:
1932, 1969, 1972, 1973, 1974,
1980, 1981, 1985, 1986, 1987,
1989, 1990, 1994, 1997, 1999,
2000, 2001, 2003, 2005, 2006,
2008, 2010
DFB-POKAL:
1957, 1966, 1967, 1969, 1971,
1982, 1984, 1986, 1998, 2000,
2003, 2005, 2006, 2008, 2010
LIGAPOKAL:
1997, 1998, 1999, 2000, 2004, 2007
SUPERCUP: 1983, 1987, 1990
JUARA DUNIA KLUB: 1976, 2001
CHAMPIONS LEAGUE:
1974, 1975, 1976, 2001
UEFA-CUP: 1996

Kiper:
1-Hans-Jörg Butt, 22-Rouven Sattelmaier, 35-Thomas Kraft
Bek:
2-Breno (Bra), 4-Edson Braafheid (Bld), 5-Daniel Van Buyten (Blg),
6-Martin Demichelis (Arg), 21-Philipp Lahm, 26-Daniel Contento,
28-Holger Badstuber, 32-Maximilian Haas
Gelandang:
7-Franck Ribery (Pra), 8-Hamit Altintop (Tur), 10-Arjen Robben (Bld),
16-Andreas Ottl, 17-Mark Van Bommel (Bld), 20-Jose Ernesto Sosa (Arg),
27-David Alaba (Aut), 31-Bastian Schweinsteiger, 39-Toni Kroos,
44-Anatoliy Thymoshchuk
Penyerang:
11-Ivica Olic (Kro), 18-Miroslav Klose, 25-Thomas Müller,
33-Mario Gomez

Ke >>> Skuad Liga Champions 2010/2011





Jumat, 10 September 2010

Real Madrid 2010/2011

Ambisi Jose Mourinho menaklukkan tanah Spanyol bisa membuat perubahan besar dalam tubuh El Real. Dengan dukungan dana berlimpah, Mou dapat mengulang sukses seperti di klub-klub sebelumnya. Mourinho dan Real Madrid adalah kombinasi yang unik.



DATA REAL MADRID
Nama Lengkap: Real Madrid Club de Futbol
Berdiri: 1902
Julukan: Los Blancos, Los Merengues, Los Galacticos
Stadion: Santiago Bernabeu (80.354)
Alamat: Concha Espina s/n, 28036 Madrid
Telepon: 913 984 300
Situs: www.realmadrid.com
Presiden: Florentino Perez

REAL MADRID 2010/2011
Kiper:
1-Iker Casillas, 13-Antonio Adan, 25-Jerzy Dudek (Pol)
Bek:
3-Kleper 'Pepe' Laveran (Por), 4-Sergio Ramos, 12-Marcelo Vieira (Bra),
17-Alvaro Arbeloa, 18-Raul Albiol, 19-Ezequiel Garay (Arg),
-Ricardo Carvalho (Por)*
Gelandang:
5-Fernando Gago (Arg), 6-Mahamadou Diarra (Mli), 8-Ricardo Kaka (Bra),
10-Lassana 'Lass' Diarra (Pra), 11-Esteban Granero, 14-Xabi Alonso,
15-Royston Drenthe (Bld), 16-Sergio Canales*, 21-Pedro Leon*,
22-Angel Di Maria (Arg)*, 24-Sami Khedira (Jer)*, 26-Mezut Ozil (Jer)*
Penyerang:
7-Cristiano Ronaldo (Por), 9-Karim Benzema (Pra), 20-Gonzalo Higuain (Arg)
Pelatih:
Jose Mourinho

Ke >> Skuad Liga Champion 2010/2011






Gaya khas Jose Mourinho.













Cristiano Ronaldo, saatnya membuktikan diri sebagai pemain termahal dunia dengan memberikan gelar juara bagi El Real.












Mesut Ozil, didatangkan Madrid di saat-saat akhir bursa transfer senilai 15 juta euro dari Werder Bremen.















Pemain anyar asal Argentina seharga 25 juta euro, Angel Di Maria bersama Karim Benzema.

Barcelona 2010/2011

Barcelona besutan Pep Guardiola menatap musim 2010/2011 dengan satu misi, yaitu sebagai tim utama yang membukukan hattrick gelar La Liga sejak 1994. Tantangan tidak hanya datang dari rival abadi mereka, Real Madrid. Langsingnya skuad El Barca menghadapi tiga ajang di musim ini juga sangat beresiko bagi Blaugrana sendiri.


DATA BARCELONA
Nama Lengkap: Futbol Club Barcelona
Julukan: Blaugrana, Azulgrana, Los Cules
Berdiri: 29 November 1899
Situs: www.fcbarcelona.com
Stadion: Camp Nou (98.772)
Presiden: Sandro Rosell





Starting Eleven Barcelona di final Supercopa 2010. Masih ada Ibrahimovic yang kemudian pindah ke AC Milan.



BARCELONA 2010/2011
Kiper:
1-Victor Valdes, 13-Jose Pinto
Bek:
2-Daniel Alves (Bra), 3-Gerard Pique, 5-Carles Puyol,
18-Gabriel Milito (Arg), 19-Maxwell (Bra), 21-Adriano (Bra)*
22-Eric Abidal (Pra)
Gelandang:
6-Xavi Hernandez, 8-Andres Iniesta, 15-Seydou Keita (Mal),
16-Carlos Busquets, 14-Javier Mascherano (Arg)*
Penyerang:
7-David Villa*, 10-Lionel Messi (Arg), 11-Bojan Krkic,
17-Pedro Rodriguez, 20-Jeffren Suarez
Pelatih:
Josep Guardiola

Ke >> Skuad Liga Champion 2010/2011

Kamis, 09 September 2010

Daftar Juara Liga Spanyol & Copa Del Rey






Barcelona, juara La Liga 2008/2009.








Bicara Liga Spanyol tak bisa lepas dari dua klub yaitu Real Madrid dan Barcelona. Dua tim ini begitu perkasa dengan bergantian menjadi juara, meski kadang gelar itu lepas juga dari keduanya. Namun, yang bisa mendobrak dominasi Madrid dan Barcelona hanya tiga klub saja, Atletico Madrid, Athletic Bilbao dan Valencia. Dalam La Liga modern, Sevilla dan Villareal juga menjadi tim yang merepotkan, tapi keduanya masih minim gelar.









Real Madrid, juara La Liga 2007/2008.






DAFTAR JUARA
Years LA LIGA (COPA DEL REY)
1929 Barcelona
1930 Athletic Bilbao
1931 Athletic Bilbao
1932 Real Madrid
1933 Real Madrid
1934 Athletic Bilbao
1935 Real Betis
1936 Athletic Bilbao
1937 -----------
1938 -----------
1939 -----------
1940 Atletico Aviacion
1941 Atletico Aviacion
1942 Valencia Barcelona
1943 Athletic Bilbao
1944 Valencia
1945 Barcelona
1946 Sevilla
1947 Valencia
1948 Barcelona
1949 Barcelona
1950 Atletico Madrid
1951 Atletico Madrid (Barcelona)
1952 Barcelona (Barcelona)
1953 Barcelona (Barcelona)
1954 Real Madrid
1955 Real Madrid
1956 Athletic Bilbao
1957 Real Madrid (Barcelona)
1958 Real Madrid
1959 Barcelona (Barcelona)
1960 Barcelona
1961 Real Madrid
1962 Real Madrid
1963 Real Madrid (Barcelona)
1964 Real Madrid
1965 Real Madrid
1966 Atletico Madrid
1967 Real Madrid
1968 Real Madrid (Barcelona)
1969 Real Madrid
1970 Atletico Madrid
1971 Valencia (Barcelona)
1972 Real Madrid
1973 Atletico Madrid
1974 Barcelona
1975 Real Madrid
1976 Real Madrid
1977 Atletico madrid
1978 Real Madrid (Barcelona)
1979 Real Madrid
1980 Real Madrid
1981 Real Sociedad (Barcelona)
1982 Real Sociedad
1983 Athletic Bilbao (Barcelona)
1984 Athletic Bilbao
1985 Barcelona
1986 Real Madrid
1987 Real Madrid
1988 Real Madrid (Barcelona)
1989 Real Madrid (Real Madrid)
1990 Real Madrid (Barcelona)
1991 Barcelona (Atletico Madrid)
1992 Barcelona (Atletico Madrid)
1993 Barcelona (Real Madrid)
1994 Barcelona (Real Zaragoza)
1995 Real Madrid (Deportivo La Coruna)
1996 Atletico Madrid (Atletico Madrid)
1997 Real Madrid (Barcelona)
1998 Barcelona (Barcelona
1999 Barcelona (Valencia
2000 Deportivo La Coruna (Espanyo)l
2001 Real Madrid (Real Zaragoza)
2002 Valencia (Deportivo La Coruna)
2003 Real Madrid (Mallorca)
2004 Valencia (Real Zaragoza)
2005 Barcelona (Real Betis)
2006 Barcelona (Espanyol)
2007 Real Madrid (Sevilla)
2008 Real Madrid (Valencia)
2009 Barcelona (Barcelona)
2010 Barcelona

DISTRIBUSI JUARA
Real Madrid (31)
Barcelona (20)
Atletico Madrid (+Atletico Aviacion) (9)
Athletic Bilbao (8)
Valencia (6)
Real Sociedad (San Sebastian) (2)
Real Betis (1)
Deportivo La Coruna (1)
Sevilla (1)

Selasa, 07 September 2010

Fritz Walter

Walter adalah simbol kebangkitan Jerman. Kehebatannya dalam berolah bola dipercaya telah ikut mengharumkan nama Jerman yang sempat dikotori fasisme Nazi di Perang Dunia II.
Pemain yang seumur hidup hanya mengabdi pada satu klub, yakni Kaiserslautern, ini berjasa besar dalam epik Miracle of Berne (Peristiwa Ajaib di Bern) 1954. Momen maha dahsyat di mana Jerman Barat merebut trofi Piala Dunia pertama kalinya. Jerman menang atas tim super Hongaria 3-2 di final.
"Bagiku pemain terhebat di dunia adalah Fritz Walter. Tekniknya sangat bagus dan memberikan inspirasi bagi tim. Dia adalah idolaku sejak kanak-kanak dan aku ingin seperti dia," ujar bintang sepakbola Jerman modern, Miroslav Klose, yang juga pernah bermain di Kaiserslautern.
Masyarakat kota Kaiserslautern juga mendewakannya. Kesetiaan Walter selama 31 tahun di FC Kaiserslautern memang tiada bandingannya. Sebagai wujud penghargaan, pada 1985 masyarakat Kaiserslautern bersatu-padu menyuarakan kepada dewan kota agar mengganti nama stadion Betzenberg menjadi Stadion Fritz Walter.
Friedrich Walter lahir 31 Oktober 1920. Teman-teman kecilnya memanggilnya Fritz. Pada umur 8 tahun ia bergabung dengan Kaiserslautern yunior. Pada usia 17 tahun Walter melakukan debutnya di pentas senior.
















Pelatih timnas Jerman, Sepp Herberger, memanggilnya untuk partai uji coba lawan Rumania pada 1940, usia Walter baru 19 tahun saat itu. Fantastis! Sebagai anak bawang Walter langsung membuat hattrick dan Jerman menang 9-3.
Sayang, perang pecah pada 1942 dan Walter harus ikut wajib militer. Malang baginya, saat bertempur di garda depan, Walter tertangkap dan ditawan tentara Rusia. Untung dia selamat. Seiring kekalahan Jerman, Rusia memulangkannya ke Jerman pada 1945. Butuh enam tahun menunggu kembali ke lapangan hijau karena Jerman saat itu luluh lantak.
Saat kembali, Walter membawa Kaiserslautern juara liga Jerman musim 1950/1951. Namanya jadi spesial di timnas saat ditunjuk Herberger menjadi kapten. Fritz Walter dipanggil ke skuad Piala Dunia 1954 bersama kakaknya, Ottmar.
Jerman di bawah komando Walter, hancur lebur kala dibungkam Hongaria dengan bintangnya Ferenc Puskas, telak 3-8 di babak grup. Namun, di pertandingan selanjutnya performa Jerman membaik dan berhasil maju ke final. Lawannya, sudah diduga, Hongaria.
Lewat pertandingan dramatis, Jerman Barat berhasil membalas dan menang 3-2. Sebuah kejutan besar bagi pemerhati sepakbola kala itu. Tapi bagi orang Jerman, mereka tak peduli. Mereka hanyut dengan pesta dan kebanggaan. Bendera Jerman berkibar penuh keharuman dan orang yang paling dikenang dalam momen itu adalah Fritz Walter.



Milestone Fritz Walter
- Melakukan debut paling gemilang dalam sejarah timnas sepakbola Jerman. Pada 14 Juli 1940, Walter mencetak tiga gol ke gawang Rumania.
- Musim 1950-51, Walter mengantar Kaiserslautern menjuarai Liga Jerman untuk pertama kali sepanjang sejarah.
- Dinobatkan sebagai Raja Gol usai mencetak 38 gol untuk Kaiserslautern pada musim 1952-53.
- Mengantar tim Jerman menjuarai Piala Dunia 1954 di Swiss.
- Meraih penghargaan medali emas DFB pada 1955.
- Pada 28 Juni 1958, Jerman vs Swedia adalah partai terakhir Walter bagi timnas Jerman. Ia bermain 61 kali dan membuat 33 gol.
- Walter gantung sepatu pada 1959. Ia bermain 379 kali bagi Kaiserslautern dan mencetak 306 gol.



- Pada ulang tahunnya ke-65, masyarakat kota Kaiserslautern memberinya hadiah berupa pergantian nama stadion Betzenberg menjadi namanya.





- Fritz Walter meninggal pada 17 Juni 2002. Kabar sedih bagi timnas Jerman yang sedang berjuang di Piala Dunia Korea-Japan 2002 saat itu.

Skuad Serie A 2010/2011

Tanda*= pemain baru

========================================================














AS ROMA 2010/2011
Kiper:
1-Bogdan Lobont (Rum)*, 27-Julio Sergio (Bra), 32-Doni (Bra)
Bek:
2-Cicinho (Bra), 3-Marco Andreolli, 4-Juan Silveira (Bra),
5-Philippe Mexes (Pra), 17-John Arne Riise (Nor), 25-Guillermo Burdisso,
77-Marco Cassetti
Gelandang:
7-David Pizzaro (Cil), 11-Rodrigo Taddei (Bra), 14-Ricardo Faty (Pra),
16-Daniele De Rossi, 20-Simone Perrotta, 24-Alessio Cerci,
33-Matteo Brighi, 94-Jeremy Menez (Pra), -Fabio Simplicio (Bra)*
Penyerang:
8-Adriano Leite Ribeiro (Bra)*, 9-Mirko Vucinic (Mne), 10-Francesco Totti,
19-Julio Baptista (Bra), -Marco Borriello*, 89-Okaka
Pelatih:
Claudio Ranieri

Ke >> Skuad Liga Champion 2010/2011
========================================================














JUVENTUS 2010/2011
Kiper:
1-Gianluigi Buffon, 13-Alexander Manninger (Aut), 31-Marco Costantino,
30-Marco Storari*
Bek:
2-Marco Motta*, 3-Giorgio Chiellini, 6-Fabio Grosso,
15-Jonathan Zebina (Pra), 19-Leonardo Bonucci*, 21-Zdenek Grygera (Cek),
29-Paolo Di Ceglie, 33-Nicola Legrottaglie, 34-Ferrero
Gelandang:
4-Felipe Melo (Bra), 5-Mohammed Sissoko (Mal), 7-Hasan Salihamidzic (Bih),
8-Claudio Marchisio, 20-Davide Lanzafame*, 23-Simone Pepe*,
25-Jorge Martinez (Uru)*, 39-Luca Marrone, -Alberto Aquilani*,
27-Milos Krasic (Srb)*
Penyerang:
9-Vincenzo Iaquinta, 10-Alessandro Del Piero, 11-Carvalho Amauri
18-Fabio Quagliarella
Pelatih:
Luigi Del Neri
========================================================














BARI 2010/2011
Kiper:
1-Jean Francois Gillet (Blg), 25-Daniele Padelli
Bek:
5-Andrea Masiello, 15-Nicola Belmonte, 17-Salvatore Masiello,
21-Alessandro Parisi, 33-Marco Rossi*, 84-Andrea Raggi
Gelandang:
5-Sergio Bernardo Almiron (Arg)*, 7-Emanuel Benito Rivas (Arg), 6-Michele Rinaldi*,
8-Massimo Donati, 13-Nico Pulzetti*, 14-Alesandro Gazzi,
22-Daniele De Vezze, 90-Edgar Anthony Alvarez (Hon), 32-Jaime Romero (Spa)*
Penyerang:
9-Jose Ignacio Castillo (Arg), 10-Paulo Barreto (Bra)*, 11-Abdekel Ghezzal (Alj)*,
18-Francesco Caputo, 20-Vitali Kutuzov (Blr), 23-Antonio Langella,
89-Armando Visconti, 91-Marco D'Alessandro
Pelatih:
Giampiero Ventura
========================================================
















BOLOGNA 2010/2011
Kiper:

1-Emiliano Viviano, -Cristiano Lupatelli, -Filippo Lombardi
Bek:
6-Miguel Angel Britos (Uru), 13-Daniele Portanova, 18-Vangelis Moras (Yun),
50-Alessandro Bassoli, -Andrea Esposito, -Gyorgy Garics (Aut),
-Archimede Morleo, -Giuseppe Nazzani (AS), -Nicolo Cherubin,
-Matteo Rubin
Gelandang:
5-Massimo Mutarelli, 7-Andrea Pisanu, 26-Gabi Mudingayi (Blg),
32-Federico Casarini, -Antonio Busce, -Francesco Della Rocca,
-Albin Ekdal (Swe), -Rene Krhin (Svn), -Luca Siligardi,
Penyerang:
9-Marco Di Vaio, 20-Henry Damian Gimenez (Uru), -Alessandro Elia,
-Manuel Gavilan (Spa), -Riccardo Meggiorini, -Daniele Paponi,
-Leonardo Cisterni
Pelatih:
Franco Colomba
========================================================













BRESCIA 2010/2011
Kiper:
1- Michele Arcari, -Sergio Viotti, 22-Matteo Sereni, -Nicola Liali
Bek:
2-Zoboli, 6-Francesco Bega, 15-Marco Zambelli,
16- Victor Hugo Mareco (Par), 21-Sebastian De Maio (Pra), 23-Simone Dallamano,
26-Gilberto Martinez Vidal (Krk), 28-Gaetano Berardi (Swi), -Davide Ferrari,
-Frank Deen Salihu Kamalu, -Marco Gorzegno
Gelandang:
3-Walter Lopez (Uru), 4-Bartosz Salamon (Pol), 5-Omar El Kaddouri (Blg),
8-Adam Vass (Hgr), 14-Jürgen Säumel (Aut), 17-Davide Baiocco,
19-Alessandro Budel, 20-Fabrizio Paghera, 30-Marco Martina Rini,
37-Matteo Serlini, 40-Perparim Hetemaj (Fin), -Luigi Alberto Scaglia,
11-Nicolas Andres Cordova, 33-Panagiotis Kone (Yun)
Penyerang:
18-Andrea Caracciolo, 11-Riccardo Taddei, 9-Davide Possanzini,
-Matteo Serlini, 14-Robert Feczesin, 7-Eder Martins (Bra)
Pelatih:
Giuseppe Iachini
========================================================


















CAGLIARI 2010/2011
Kiper:
1-Michael Agazzi, 12-Marco Ruzitt,
22-Federico Marchetti, -Mauro Vigorito
Bek:
2-Dario Biasi, 3-Lorenzo Ariaudo*, 13-Davide Astori,
14-Francesco Pisano, 21-Michele Canini, 24-Gabriele Perico*,
26-Paolo Dametto, 28-Daniele Magliocchetti, 31-Alessandro Agostini
Gelandang:
4-Radja Nainggolan (Blg)*, 5-Daniele Conti, 7-Andrea Cossu,
8-Davide Biondini, 10-Andrea Lazzari, 15-Daniele Giorico,
16-Mikhail Sivakov (Blr), 20-Simon Laner, 23-Alex Pinardi*,
-Enrico Verachi, -Rafael Acosta
Penyerang:
9-Robert Acquafresca*, 18-'Nene' Miguel da Silva (Bra), 27-J.C. Neves 'Jeda' (Bra),
30-Daniele Ragatzu, 32-Alessandro Matri, -Matia Gallon
Pelatih:
Pierpaolo Bisoli
========================================================



















CATANIA 2010/2011
Kiper:
1-Tomas Kosicky (Svk), 21-M. Gonzalo Andujar (Arg), 30-Andrea Campagnolo
Bek:
2-Alessandro Potenza, 3-Nicolas Federico Spolli (Arg), 6-M. Agustin Silvestre (Arg),
12-Giovanni Marchese, 14-Giuseppe Bellusci, 18-Blazej Augustyn (Pol),
22-P. Sebastian Alvarez (Arg), 23-Christian Terlizzi, 33-Ciro Capuano,
-Raffaele Imparato, -Marco Di Fatta
Gelandang:
4-Gennaro Delvecchio, 5-Ezequiel Elejo Carboni (Arg), 8-Pablo Martin Ledesma (Arg),
10-P. Barrientos (Arg), 13-Mariano Julio Izco (Arg), 16-Cristian E. Lamma (Arg),
19-Adrian Ricchiuti (Arg), 26-Fabio Sciacca, 27-Marco Biagiant,
-Alejandro Dario Gomez (Arg), -Raphael Martinho (Bra)*, 24-Simone Pesce,
Penyerang:
7-Giuseppe Mascara, 9-Gianvito Plasmati, 11-Maxi Lopez (Arg),
15-Takayuki Morimoto (Jpn), 9-Mirco Antenucci
Pelatih:
Marco Giampaolo
========================================================
















CESENA 2010/2011
Kiper:
1-Francesco Antonioli, 91-Alex Teodorani, 28-Cavalieri
Bek:
2-Fabio Cusaro, 3-Maximiliano Pellegrino (Arg)*, 5-Yuto Nagatomo (Jpn)*,
6-Maurizio Lauro, 25-Steve Von Bergen (Swi)*, 27-Martin Petras (Svk),
31-Emanuele Fonte, 77-Luca Ceccarelli, 85-Alberto Galuppo*
Gelandang:
4-Stephen Appiah (Gha)*, 7-Ezequiel Schelotto*, 8-Fabio Caserta*,
14-Giuseppe Colucci, 18-Marco Parolo*, 19-Giuseppe De Feudis,
34-Panagiotis Tachtsidis (Yun)*, 44-Luigi Piangerelli
Penyerang:
11-Franco Chiavarini (Arg), 16-Odion Ighalo (Ngr), 23-Emanuele Giaccherini,
24-Daniele Ferri, 17-Dominique Malonga (Pra)*, 70-Erjon Bogdani (Alb)*
Pelatih:
Massimo Ficcadenti
========================================================


















CHIEVO 2010/2011
Kiper:
18-Lorenzo Squizzi, 28-Stefano Sorrentino, -Jefferson Trazzi
Bek:
2-Santiago Morero (Arg), 3-Andreolli, 4-Andrea Mantovani,
5-Davide Mandelli, 13-Bojan Jokic (Svn)*, 20-Gennaro Sardo*,
21-Nicholas Frey (Pra), 27-Fabio Moro, -Marco Malago,
12-Bostjan Cesar (Svn)*, -Stefano Olivieri, -Radoslav Kirilov*
Gelandang:
7-Michele Marcolini, 9-Simone Bentivoglio, 10-Luciano (Bra),
14-Roberto Guana, 16-Luca Rigoni, 17-Thereau,
26-Mariano Bogliacino (Uru), 19-Luca Ariatti, 21-Andrea De Falco,
-Ledian Memushaj (Alb)*, -Tommaso Bianchi,
Penyerang:
11-Pablo Granoche (Uru), 31-Sergio Pellissier, 83-Marcos (Bra),
80-Davide Moscardelli*, 99-Mirko Gasparetto, -Rodrigo (Bra),
-Gadji Celi Carmel Julio Tallo (Pgd)
Pelatih:
Stefano Pioli
========================================================

















FIORENTINA 2010/2011
Kiper:
1-Sebastian Frey (Pra), 35-Vlada Avramov (Srb),
84-Artur Boruc (Pol)*, 90-Andrea Seculin
Bek:
2-Per Kroldrup (Den), 5-Alessandro Gamberini, 14-Cesare Natali,
16-Felipe (Bra)*, 23-Manuel Pasqual, 25-Gianluca Comotto,
29-Lorenzo De Silvestri
Gelandang:
4-Marco Donaldel, 6-Juan Manuel Vargas (Per), 7-Mario Santana (Arg),
15-Cristiano Zanetti, 18-Riccardo Montolivo, 21-Gaetano D'Agostino*,
22-Adem Ljajic (Srb), 24-Cerci, 28-Mario Bolatti (Arg),
32-Marco Marchionni
Penyerang:
8-Stevan Jovetic (Mne), 9-Khouma Babacar (Sen), 10-Adrian Mutu (Rum),
11-Alberto Gilardino
Pelatih:
Sinisa Mihajlovic
========================================================




















GENOA 2010/2011
Kiper:
1-Eduardo (Por)*, 73-Alessia Scarpi, 88-Mattea Perin
Bek:
2-Chico (Spa)*, 3-Dario Dainelli, 5-Nenad Tomovic (Srb),
13-Ivan Fatic (Mne), 15-Salvatore Bocchetti, 16-Andrea Ranocchia,
24-Emiliano Moretti
Gelandang:
4-Domenico Criscito, 7-Marco Rossi, 11-Houssine Kharja (Mar),
18-Rafinha (Bra)*, 20-Giandomenico Mesto, 23-Francesco Modesto,
36-Franco Zuculini (Arg)*, 42-Miguel Veloso (Por)*,
68-Anthony Vanden Borre (Blg), 77-Omar Milanetto
Penyerang:
8-Rodrigo Palacio (Arg), 9-Luca Toni*, 10-Raffaele Palladino,
14-Giuseppe Sculli, 17-Gergely Rudolf (Hun), 22-Mattia Destro,
71-Bosko Jankovic (Srb), -Gianmarco Zigoni
Pelatih:
Gian Piero Gasperini
========================================================















LAZIO 2010/2011
Kiper:
1-Albano Bizzarri (Arg), 12-Tommaso Berni, 86-Fernando Muslera (Uru)
Bek:
2-Stephan Lichtsteiner (Swi), 3-Lionel Scaloni (Arg), 20-Giuseppe Biava,
26-Stefan Radu (Rum), 13-Guglielmo Stendardo, 79-Riccardo Bonetto,
3-Andre Goncalves Dias (Bra), 87-Mobido Diakite (Pra), 91-Marco Davide Faraoni,
Gelandang:
4-Fabio Firmani, 5-Stefano Mauri, 11-Matuzalem (Bra),
17-Pasquale Foggia, 23-Mourad Meghni (Alj), 24-Cristian Ledesma (Arg),
32-Cristian Brocchi, 42-Federico Sevieri, 68-Christian Manfredini (Pgd),
-Mark Bresciano (Aus)*, -Alvaro Gonzalez (Uru)*, -Javier Garrido (Spa)*,
8-Hernanes (Bra)*, 39-Cavanda
Penyerang:
9-Tommaso Rocchi, 10-Mauro Zarate (Arg), 20-Sergio Floccari*,
81-Simone Del Nero
Pelatih:
Edoardo Reja
========================================================


















LECCE 2010/2011
Kiper:

22-Antonio Rosati, 25-Davide Petrachi, -Massimiliano Benassi*
Bek:
13-Stefano Ferrario, 14-F.M. Da Silva (Bra), 23-Raffaele Schiavi,
40-Alberto Giuliatto, -Tore Reginiussen (Nor)*, 2-Giulio Donati*,
4-Gustavo (Bra)*
Gelandang:
8-Gianni Munari, 91-Andrea Bertolacci, 11-Djamel Mesbah (Alj),
18-Guillermo Giacomazzi (Uru), 20-Giuseppe Vives, -Ruben Olivera (Uru)*,
-Carlos Grossmüller (Uru)*, -Ignacio Piatti (Arg)*, 28-Brivio
Penyerang:
7-Bryan Bergougnoux (Pra), 9-Daniele Corvia, 38-Javier Chevanton (Uru)*
11-Mesbah
Pelatih:
Luigi De Canio
========================================================















NAPOLI 2010/2011
Kiper:
1-Gennaro Iezzo, 22-Matteo Gianello, 26-Morgan De Sanctis
Bek:
2-Gianluca Grava, 6-Salvatore Aronica, 8-Andrea Dossena,
13-Fabiano Santacroce, 14-Hugo Campagnaro (Arg), 18-Juan Camilo Zuniga (Kol),
28-Paolo Cannavaro, 33-Erminio Rullo, 77-Leandro Rinaudo
Gelandang:
3-Luigi Vitale, 5-Michele Pazienza, 11-Christian Maggio,
17-Marek Hamsik (Svk), 23-Walter Gargano (Uru), 34-Lorenzo Isigne,
80-Manuele Blasi, 25-Ciano, 91-Malello
Penyerang:
7-Edison Cavani (Uru)*, 22-Ezequiel Lavezzi (Arg), 9-Cristiano Lucarelli*
Pelatih:
Walter Mazzari
========================================================

















PALERMO 2010/2011
Kiper:

12-Giacomo Brichetto, 46-Salvatore Sirigu, 99-Francesco Benussi
Bek:
3-Dorin Goian (Rum), 5-Cesare Bovo, 6-Ezequiel Munoz (Arg),
15-Hernan Dellafiore (Arg), 16-Mattia Cassani, 25-Kamil Glik (Pol),
29-Santiago Garcia (Arg), 36-Matteo Darmian, 42-Federico Balzaretti,
55-Daniel Cappelletti, -Moris Carrozzieri
Gelandang:
4-Pajtim Kasami (Swi), 8-Giulio Migliaccio, 11-Fabio Liverani,
23-Antonio Nocerino, 24-Nicola Rigoni, 27-Javier Pastore (Arg),
94-Afriyie Acquah (Gha)
Penyerang:
9-Abel Hernandez (Uru), 10-Fabrizio Miccoli, 19-Davide Succi,
20-Igor Budan (Kro), 32-Massimo Maccarone, 51-Mauricio Pinilla (Cil)
Pelatih:
Delio Rossi
========================================================














PARMA 2010/2011
Kiper:
1-Nicola Pavarini, 92-Antonio Santurro, 16-Stefano Russo,
83-Antonio Mirante*
Bek:
2-Rolf Feltscher (Ven), 3-Luca Antonelli, 5-Cristian Zaccardo,
6-Alessandro Lucarelli, 7-Paolo Castellini, 24-Massimo Paci,
26-Marco Pisano, 29-Gabriel Paletta (Arg)*, 59-Marcus Diniz (Bra)*,
33-Andrea Rispoli
Gelandang:
4-Stefano Morrone, 8-Fernando Marques (Spa), 10-Blerin Dzemali (Swi)*,
14-Daniele Galloppa, 18-Massimo Gobbi, 32-Manuel Coppola,
80-Francesco Valiani, -Filippo Savi
Penyerang:
9-Hernan Crespo (Arg), 11-Alberto Paloschi, 19-Gabriel Paonessa*,
21-Sebastian Giovinco*, 86-Valeri Bojinov (Bul)*
Pelatih:
Pasquale Marino
========================================================

















SAMPDORIA 2010/2011 Kiper:
1-Angelo Da Costa (Bra), 22-Vincenzo Fiorillo, 85-Gianluca Curci*
Bek:
3-Reto Ziegler (Swi), 5-Pietro Accardi, 6-Stefano Lucchini,
22-Fabrizio Cacciatore, 23-Marius Stankevicius, 24-Jonathan Rossini*,
26-Massimo Volta, 28-Daniele Gastaldello, 78-Luciano Zauri*,
83-Gianluigi Bianco
Gelandang:
4-Daniele Dessena, 7-Daniele Mannini, 8-Stefano Guberti,
11-Vladimir Koman, 12-Fernando Tissone, 14-Pedro Obiang,
16-Andrea Poli, 17-Angelo Palombo, 20-Marco Paladino,
21-Paolo Sammarco, 77-Franco Semioli
Penyerang:
9-Nicola Pozzi*, 10-Giampaolo Pazzini, 88-Salvatore Foti,
89-Guido Marilungo, 99-Antonio Cassano
Pelatih:
Domenico Di Carlo
========================================================




















UDINESE 2010/2011
Kiper:
1-Samir Handanovic (Svn), 6-Emanuele Belardi,
90-Rafael Romo (Ven), 12-Jan Koprivec (Svn)
Bek:
2-Cristian Zapata (Kol), 4-Juan Quadrado (Kol), 8-Dusan Basta (Srb),
11-Mauricio Domizzi, 13-Andrea Coda, 17-Medhi Benatia (Mar)*,
26-Giovanni Pasquale, 32-Damiano Ferronetti
Gelandang:
3-Mauricio Isla (Cil), 5-Antonio Candreva, 19-Emannuel Badu (Gha),
20-Kwadwo Asamoah (Gha), 23-Almen Abdi (Swi)*, 66-Giampiero Pinzi,
88-Gokhan Inler, -Viktor Budiyanskiy (Rus)
Penyerang:
7-Alexis Sanchez (Cil), 9-Bernardo Corradi, 10-Antonio Di Natale,
21-Matej Vydra (Cek)*, 83-Antonio Floro Flores, -Steve Leo Beleck (Kam),
-German Denis (Arg)*
Pelatih:
Francesco Guidolin

Sabtu, 04 September 2010

Euro 1964

Turnamen Piala Bangsa-bangsa Eropa kedua tetap menggunakan sistem knock-out. Selain itu, semifinal dan final dilangsungkan di negara tim yang lolos ke semifinal. Empat besar saat itu terdiri atas Denmark, Hongaria, Uni Soviet dan Spanyol. Kali ini Spanyol dipilih sebagai tuan rumah.
Pada partai semifinal yang berlangsung di Barcelona, Uni Soviet menaklukkan Denmark 3-0. Dengan demikian, tim Beruang Merah lolos ke final untuk kedua kali berturut-turut. Sedangkan dalam partai semifinal lainnya di Madrid, tuan rumah Spanyol membutuhkan perpanjangan waktu sebelum mengalahkan Hongaria 2-1. Denmark dan Hongaria bertemu dalam perebutan tempat ketiga. Hasilnya, Hongaria menang 3-1 setelah perpanjangan waktu.







Tuan rumah Spanyol.








Partai final dilangsungkan di Stadion Bernabeu, Madrid dan 120.000 penonton menyaksikan langsung pertandingan itu. Pereda membuka keunggulan Spanyol dengan golnya pada menit ke-6. Selang dua menit kemudian, Uni Soviet berhasil mencetak gol balasan lewat Khusainov. Tetapi, gol terindah sore itu dicetak pemain Spanyol, Marcelino. Sambil terbang, ia meluncur menyundul bola ke gawang Uni Soviet dan gol. Spanyol pun tercatat sebagai juara Piala Bangsa-bangsa Eropa kedua.



HASIL PERTANDINGAN
BABAK 1
Spanyol-Rumania 6-0,1-3; Polandia-Irlandia Utara 0-2,0-2;
Irlandia-Islandia 4-2,1-1; Portugal-Bulgaria 3-1,0-1;
Inggris-Prancis 1-1,2-5; Jerman Timur-Cekoslovakia 2-1,1-1;
Hongaria-Wales 3-1,1-1; Denmark-Malta 6-1,3-1;
Belanda-Swiss 3-1,1-1; Norwegia-Swedia 0-2,1-1;
Yugoslavia-Belgia 3-2,1-0; Italia-Turki 6-0,1-0
Albania menang WO atas Mesir yang mengundurkan diri

BABAK II
Spanyol-Irlandia Utara 1-1,1-0; Austria-Irlandia 0-0,2-3;
Bulgaria-Prancis 0-0,1-3; Jerman Timur-Hongaria 1-2,3-3;
Denmark-Albania 4-0,0-1; Belanda-Luksemburg 1-1,1-2;
Yugoslavia-Swedia 0-0,2-3; Uni Soviet-Italia 0-0,2-1

PEREMPATFINAL
Spanyol-Irlandia 5-1,2-0; Prancis-Hungaria 1-3,1-2;
Luksemburg-Denmark 3-3,2-2; Swedia-Uni Soviet 1-1, 1-3

SEMIFINAL
Spanyol-Hungaria 2-1; Uni Soviet-Denmark 3-0

PEREBUTAN TEMPAT KETIGA
Hungaria-Denmark 3-1 (perpanjangan waktu)



FINAL
Spanyol-Uni Soviet 2-1
Gol: 1-0 Pereda 6', 1-1 Khusainov 8', 2-1 Marcelino 83'
Stadion Santiago Bernabeu, 21 Juni 1964
Wasit: Holland (Inggris), Penonton: 120.000
SPANYOL: Iribar, Rivilla, Calleja, Fuste, Olivella, Zoco, Amoncio, Pereda, Marcelino, Suarez, Lapetra
UNI SOVIET: Yashin, Chusticov, Mudrik, Voronin, Shesterniev, Anitchkin, Chislenko, Ivanov, Ponedelnik, Korniev, Khusainov





Selebrasi kemenangan tuan rumah Spanyol menjadi juara Eropa di Santiago Bernabeu.


Luis Suarez

Sebenarnya, Luis Suarez, yang merupakan pemain Spanyol yang sukses bermain di Liga Italia pada waktu itu, sudah menarik perhatian publik sepakbola sejak memperkuat Spanyol di Piala Eropa 1960. Pemain yang lahir di La Coruna ini, dinilai bermain dengan menggabungkan keahlian membawa dan sekaligus merebut bola dari kaki lawan.













Pada Euro 1964, Suarez yang mampu bermain bagus sebagai gelandang kiri, menjadi kunci keberhasilan Spanyol saat merebut Piala Eropa, menyusul kemenangan timnya atas Uni Soviet 2-1 di Madrid. Selama kariernya di tim nasional, ia telah bermain sebanyak 32 kali dan mencetak 13 gol.
Setelah gantung sepatu, Suarez menjadi pelatih dan sampai pada puncak karier sebagai pelatih ketika membawa tim Spanyol ke putaran final Piala Dunia 1990. Sebelumnya, ia menjadi pelatih di Inter Milan, klub di mana dirinya pernah bermain sebanyak 257 pertandingan dengan 42 gol, serta dibawanya menjadi juara Piala Champion dua kali, tahun 1964 dan 1965.

Gianni Rivera













Siapakah pemain Italia yang disebut sebagai "Anak Emas"? Jawabnya adalah Gianni Rivera. Rivera merupakan tipe penyerang asli Italia. Dia berbeda dengan Roberto Bettega yang cenderung bergaya Inggris.
Seperti pemain depan Italia lainnya, Rivera pandai menipu bek dan kiper musuh. Gerakannya bagai seorang buruh yang malas, namun sekali saja mendapatkan kesempatan, dia tak tertahankan. Ia bisa menciptakan peluang sekecil apapun untuk mencetak gol.
Meskipun terlihat pendiam, tapi attacante yang wajahnya mirip aktor Al Pacino ini sering juga lepas kontrol. Ia juga tak jarang berkomentar miring, akibatnya ia sering berurusan dengan manajer atau pelatihnya.
"Saya tak peduli dengan semua omongan tentang diri saya. Saya ingin menikmati sepakbola, terutama membuat gol demi gol dalam setiap pertandingan," ujar Rivera.
Gianni Rivera terkenal dengan prinsipnya yang berani menentang atasan. Itu terjadi saat persiapan tim nasional Italia ke Piala Dunia Meksiko 1970. Tatkala daftar skuad diumumkan, nama Rivera tak tercantum di dalamnya. Tentu Rivera berang. Dan dengan penuh keberanian, ia bertanya langsung kepada manajer tim mengapa ia digusur. Setelah berdebat panjang, akhirnya Rivera diberangkatkan juga.
"Ini kejadian yang unik. Saya respek terhadap tindakan Rivera, kendati itu sedikit banyak akan merugikan dirinya sendiri," kata kapten Italia di Meksiko, Giacinto Facchetti. Dugaan Facchetti benar adanya. Di Meksiko, Rivera cuma bermain tiga kali, dua kali sebagai cadangan. Tapi semangat bertandingnya untuk membela tim nasional patut diteladani.
Pencapaian Italia di Meksiko 1970 cukup baik dengan sampai di partai puncak, meski di final Italia kalah dari Brasil 1-4. "Walau cuma diturunkan tiga kali, saya tetap merasa puas. Perjuangan saya untuk masuk tim tidak sia-sia," tegas Rivera.
Bakat besar Rivera tampak sejak kecil. Di masa kecil ia bermain di klub Alessandria. AC Milan melihat bakatnya dan berani merekrutnya dengan transfer sebesar 130.000 poundsterling pada 1960.
Bukan rahasia lagi kalau di kota Milan ada perseteruan panjang antara dua klub kota itu, AC Milan dan Inter Milan. Kalau Inter menjagokan libero Giacinto Facchetti, Milan menumpukan harapannya pada Rivera. Keduanya benar-benar bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Dewi fortuna agaknya condong ke kubu Milan. Setelah menjuarai liga tahun 1961/1962, Milan berhasil maju ke final Piala Champions tahun berikutnya. Rivera dkk. berhadapan dengan juara bertahan, Benfica di Stadion Wembley, London.
Lewat perjuangan habis-habisan sepanjang dua kali 45 menit, Milan muncul sebagai pemenang dengan kemenangan tipis 2-1. Dua gol Milan diborong oleh Rivera.
Keberhasilan di Wembley membuat Rivera berambisi menjadi kapten tim nasional Azzuri. Sayang, untuk urusan ini, Rivera kalah dari Giacinto Facchetti yang menjadi kapten Italia baik di Inggris 1966 maupun Meksiko 1970.




Final Liga Champion 1963
AC Milan 2-1 Benfica
Gol: 0-1 Eusebio 18', 1-1 Altafini 58', 2-1 Altafini 66'
AC MILAN: Ghezzi- David, Maldini, Trebbi- Benitez, Trapattoni- Pivatelli, Dino Sani, Altafini, Rivera, Mora. Pelatih: Nereo Rocco.
BENFICA: Costa Pereira- Cavem, Cruz, Humberto, Raul- Coluna, Santana- Jose Augusto, Torres, Eusebio, Simoes.
Wasit: Holland (Inggris)
Stadion: Wembley, London, 22 Mei 1963
Penonton: 45.000

World Cup 1962 Chile

Argentina, Cili dan Jerman Barat melamar menjadi tuan rumah Piala Dunia 1962. Sesuai kesepakatan, Eropa tidak diperkenankan menjadi tuan rumah tiga kali berurutan. Proposal Jerman Barat ditolak.
Argentina sebetulnya punya nilai plus karena fasilitas stadionnya lebih besar dan lengkap daripada Cili. Masyarakat Argentina juga dikenal bolamania.







Tim Cili, tuan rumah Piala Dunia 1962.





Namun bencana gempa bumi yang menewaskan ribuan orang di Cili pada Mei 1960, membuat FIFA berubah pikiran untuk melirik negeri ini setelah Carlos Dittborn, presiden asosiasi sepakbola Cili, memohon pada FIFA, "Kami tak punya apa-apa lagi. Maka, kami harus memiliki Piala Dunia."
Tim peserta tak jauh beda dengan edisi sebelumnya. Kejutan muncul ketika Swedia, sang runner-up Piala Dunia 1958, gagal lolos kualifikasi. Brasil tiba di Cili dengan komposisi sama seperti tahun 1958. Hanya satu perubahan, yakni Amarildo, yang nantinya menggantikan Pele di pertandingan kedua.





Partai Cili melawan Italia berubah menjadi ajang adu jotos antarpemain.



Duel Cili vs Italia pada 2 Juni yang dimenangkan tuan rumah adalah satu partai paling mengecewakan sepanjang Piala Dunia. Temperamen khas Latin menyeruak dan para pemain saling pukul dan tendang sepanjang pertandingan. Italia terpaksa kehilangan dua pemainnya akibat diusir wasit Ken Aston dari Inggris. Lebih parah bagi tim Azurri, hidung Humberto Machio patah akibat hook kiri yang dilayangkan Leonel Sanchez. Polisi terpaksa mengawal kedua tim keluar lapangan.
Pada laga perempatfinal, Yugoslavia membalas dua kekalahan berturut dari Jerman Barat. Gol Radakovic tiga menit menjelang bubar, membawa Yugoslavia ke semifinal.
Garrincha membawa Brasil ke semifinal usai menekuk Inggris. Cili secara mengejutkan lolos setelah menjinakkan tim Beruang Merah, Uni Soviet.
Sayang mereka bertemu Brasil di semifinal. Garrincha dan Vava masing-masing menjaringkan dua gol bagi timnya. Cekoslovakia menunggu di partai puncak berkat kemenangan atas Yugoslavia. Sedangkan tuan rumah yang masih tak percaya dengan pencapaian mereka meraih perunggu.











Final, Brasil lawan Ceko- slowakia.







Garrincha diperbolehkan beraksi di final kendati sempat dikeluarkan dari lapangan saat semifinal. Cekoslovakia yang dimotori Josef Masopust, yang pernah melatih tim Garuda II pada awal 90-an, sempat unggul lebih dulu. Tapi akhirnya Cekoslovakia harus mengakui keperkasaan Tim Samba. Minus Pele yang absen hampir sepanjang turnamen, Brasil ternyata tetap mampu mempertahankan gelarnya.

HASIL PERTANDINGAN
GRUP A
Uruguay-Kolombia 2-1; Uni Soviet-Yugoslavia 2-0;
Uruguay-Yugoslavia 1-3; Kolombia-Uni Soviet 4-4;
Uruguay-Uni Soviet 1-2; Kolombia-Yugoslavia 0-5
KLASEMEN
1 Uni Soviet 3 2 1 0 8-5 5
2 Yugoslavia 3 2 0 1 8-3 4
3 Uruguay 3 1 0 2 4-6 2
4 Kolombia 3 0 1 2 5-11 1
GRUP B
Cili-Swiss 3-1; Italia-Jerman Barat 0-0;
Cili-Italia 2-0; Jerman Barat-Swiss 2-1;
Jerman Barat-Cili 2-0; Swiss-Italia 0-3
KLASEMEN
1 Jerbar 3 2 1 0 4-1 5
2 Cili 3 2 0 1 5-3 4
3 Italia 3 1 1 1 3-2 3
4 Swiss 3 0 0 3 2-8 0
GRUP C
Brasil-Meksiko 2-0; Spanyol-Cekoslovakia 0-1;
Brasil-Cekoslovakia 0-0; Meksiko-Spanyol 0-1;
Brasil-Spanyol 2-1; Meksiko-Cekoslovakia 3-1
KLASEMEN
1 Brasil 3 2 1 0 4-1 5
2 Cekoslovakia 3 1 1 1 2-3 3
3 Meksiko 3 1 0 2 3-4 2
4 Spanyol 3 1 0 2 2-3 2
GRUP D
Argentina-Bulgaria 1-0; Hungaria-Inggris 2-1;
Argentina-Inggris 1-3; Bulgaria-Hungaria 1-6;
Argentina-Hungaria 0-0; Bulgaria-Inggris 0-0
KLASEMEN
1 Hungaria 3 2 1 0 8-2 5
2 Inggris 3 1 1 1 4-3 3
3 Argentina 3 1 1 1 2-3 3
4 Bulgaria 3 0 1 2 1-7 1
PEREMPATFINAL
Cili-Uni Soviet 2-1; Jerman Barat-Yugoslavia 0-1;
Brasil-Inggris 2-1; Hungaria-Cekoslovakia 0-1
SEMIFINAL
Cili-Brasil 2-4; Cekoslovakia-Yugoslavia 3-1
PEREBUTAN TEMPAT KETIGA
Cili-Yugoslavia 1-0



FINAL
Brasil-Cekoslovakia 3-1
Gpl: 0-1 Masopust 15', 1-1 Amarildo 17', 2-1 Zito 69', 3-1 Vava 78'
Santiago, 17 Juni 1962
Wasit: Latychev (Uni Soviet), Penonton: 69.000
BRASIL: Gilmar, D. Santos, N. Santos, Zito, Mauro, Zozimo, Garrincha, Didi, Vava, Amarildo, Zagallo
Pelatih: Aymore Moreira
CEKOSLOVAKIA: Schrojf, Tichy, Novak, Masopust, Popluhar, Pluskal, Pospichal, Scherer, Kadraba, Kvasnak, Zelinek
Pelatih: Rudolf Vytlacil










Garrincha dan trofi Jules Rimet yang kembali dibawa pulang ke Brasil.

TOP SCORER
4 Garrincha (Brasil)
4 Valentin Ivanov (Uni Soviet)
4 Lionel Sanchez (Cili)
4 Vava (Brasil)
4 Florian Albert (Hongaria)
4 Drazan Jerkovic (Yugoslavia)
STATISTIK
Jumlah Pertandingan: 32
Jumlah Gol: 89
Gol Rata-rata: 2,78
Jumlah Penonton: 776.000
Penonton Rata-rata: 24.250

Jumat, 03 September 2010

Skuad Brasil 1962























Tim Brasil 1962 saat tampil di final menghadapi Cekoslowakia.
Berdiri dari kiri: Djalma Santos, Zito, Gilmar, Zozimo, Nilton Santos dan Mauro.
Jongkok dari kiri: Garrincha, Didi, Vava, Amarildo dan Zagallo.

Nama | Tanggal lahir | Tinggi/Berat | Klub
Amarildo Tavares da Silveira | 29-7-1939 | 169/66 | Botafogo
Didi (Waldir Pereira) | 8-10-1928 | 174/68 | Botafogo
Djalma dos Santos | 27-2-1929 | 172/73 | Palmeiras
Garrincha (M.F.dos Santos) | 21-3-1933 | 169/72 | Botafogo
Gilmar dos Santos Neves | 22-8-1930 | 180/72 | Santos
Mauro Ramos de Oliveira | 30-8-1930 | 180/76 | Santos
Nilton Reis dos Santos | 16-5-1925 | 181/79 | Botafogo
Pele (Edson Arantes do Nascimento) | 23-10-1940 | 171/73 | Santos
Vava (Evaldo Izidio Neto) | 12-11-1934 | 174/71 | Palmeiras
Mario Jorge Lobo Zagallo | 9-8-1931 | 169/61 | Botafogo
Zito (Jose Ely de Miranda) | 8-8-1932 | 179/69 | Santos
Zozimo Alves Calazans | 19-6-1932 | 176/65 | Bangu
Pelatih: Aimore Moreira | 24-4-1912
Cadangan: 15-Altair Gomes de Figueiredo, 13-Hideraldo Luiz Bellini, 22-Carlos Jose de Castilho, 9-Coutinho (Antonio Wilson Honorio), 18-Jair da Costa, 12-Jair Marinho de Oliveira, 14-Jurandir de Freitas, 17-Mengalvio Pedro Figueiro, 11-Pepe (Jose Macia), 16-Zequinha (Jose Ferreira Franco)

Kamis, 02 September 2010

Garrincha













Mungkin, tak ada bintang yang nasibnya paling tragis selain Garrincha, "Si Burung Pipit Brasil". Ia hinggap sejenak di sarang kemashyuran sebelum tersiksa lama di sangkar kenistaan.
Dilahirkan di Pau Grande, 21 Maret 1933, dengan nama asli Manuel Francisco dos Santos, sosoknya membumbung tinggi seiring dengan digdayanya Brasil di Piala Dunia Swedia 1958 dan Chile 1962. Boleh disebut, pola tajam tim Samba kala itu, 4-2-4, tiada arti tanpa kehadirannya.
Sosok Garrincha sedikit menghebohkan. Tubuh pemain sayap kanan ini tidak simetris lantaran kaki kirinya lebih kecil. Itu bawaan sejak lahir saat terserang polio dan menjadi parah ketika di masa kanak-kanak ia sudah harus membanting tulang bekerja di pabrik tekstil.
Semua bukan halangan. Bakat mengalahkan kekelaman masa lalu. Maka, muncullah julukan "La Cariocas", kemudian menjadi "The Little Bird", yang berarti "Si Burung Kecil" atau "Si Burung Pipit".
Garrincha juga mengenalkan banana kick pertama kali. Ini kelebihan ekstra pemain yang mengawali penampilannya di Botafogo- klub yang ingin dibelanya sampai mati- pada 1953 itu. Di Swedia kiprahnya belum menonjol. Ia hanya dua kali main, termasuk di final.
Namun, di Cili 1962, Garrincha benar-benar menemukan kejayaan. Ketika melibas tuan rumah Cile 4-2 di semifinal, Garrincha mencetak dua gol, sama dengan rekannya, Vava. Di final, melawan Cekoslowakia, ia menjadi "koki" terjadinya gol yang dibuat Amarildo, Zito, dan Vava, tiga koleganya selain Mario Zagalo di lini depan.
Sayangnya, justru Amarildo yang terpilih sebagai pemain terbaik. "Saya bukanlah yang terhebat. Sepakbola Brasil-lah yang lebih hebat, sebagai juara dan akan selalu begitu," komentar Garrincha, yang menolak pinangan klub kaya Italia, Juventus.
Garrincha diagungkan rakyat Brasil, termasuk Amarildo. "Lupakan Pele, saya, atau siapa saja. Tanpa Garrincha, Brasil tak akan pernah menjadi juara di Cili," kata Amarildo.
Setelah operasi tulang rawan pada 1963, kehidupan Garrincha mulai berubah. Ia meninggalkan istri dan kedelapan anaknya demi mengawini seorang penyanyi lokal. Ia juga pernah menggelapkan pajak penghasilan. Meski demikian, namanya dipanggil kembali ke Piala Dunia Inggris 1966 dan hanya bermain sekali.
Posisinya di tim nasional lalu direbut oleh Jairzinho. Di akhir 60 dan awal 70-an, cederanya kambuh lagi. Ditambah dengan berbagai persoalan pribadi, hidupnya makin kacau.
Akibat kesulitan uang dan banyak utang, ia meninggalkan Botafogo dan bermain di Corinthians, Flamengo, Bangu, dan Portuguesa demi sedikit bayaran yang lebih besar. Sebelum istirahat total, Garrincha sempat main beberapa partai di klub Olaria. Di awal 80-an, penderitaan hidup pemain yang telah 51 kali membela Brasil ini belum usai. Ia terbukti menjadi pecandu alkohol, yang kemudian membunuhnya pada Januari 1983.

GARRINCHA
Nama Lengkap: Manuel Francisco dos Santos
Lahir: Pau Grande, Brasil, 28 Oktober 1933
Meninggal: Rio de Janeiro, 20 Januari 1983
Klub: LecPan Grande (1948-1952), Botafogo (1953-1964), Corinthians (1965-1968), Barranquilla, Kolombia (1968), Flamengo (1969), Network Star Paris (1971/1972), Olaria (1972)
Timnas: 54 tampil, 24 gol

Garrincha - A Sad Story Of Some Happiness part 1, 2 & 3





Benfica 1961, 1962

















Dominasi Real Madrid akhirnya patah juga. Klub Spanyol itu tak berhasil maju ke final setelah lima kali juara berturut-turut. Final 1961 mempertemukan saingan Madrid di Spanyol, Barcelona melawan juara Portugal, Benfica. Benfica tampil sebagai pemenang.



FINAL 1960/1961
BENFICA-BARCELONA 3-2
0-1 Kocsic 20'; 1-1 Aguas 30': 2-1 Gensana bd 32'; 3-1 Coluna 54'; 3-2 Czibor 75'
















BENFICA: Costa Pereira- Joao, Germano, Angelo- Neto, Cruz- Augusto, Santana, Aguas, Coluna, Cavem. Pelatih: Bela Guttman
BARCELONA: Ramallets- Foncho, Gensana, Gracia- Verges, Garay- Kubala, Kocsis, Evaristo, Suarez, Czibor.
Wasit: Dienst (Swiss); Stadion: Wankdorf, Bern, 31 Mei 1961; Penonton: 33.000


FINAL 1961/1962
Tahun berikutnya, final seru mempertemukan juara bertahan, Benfica, melawan Real Madrid yang berusaha merebut kembali mahkotanya. Ferenc Puskas masih menunjukkan kebesaran namanya dengan mencetak hattrick di final. Namun, dua gol dari bintang baru Benfica yang kemudian kesohor di Piala Dunia 1966, Eusebio memupus mimpi Real Madrid untuk menjadi juara kembali.



BENFICA- REAL MADRID 5-3
0-1 Puskas 17', 0-2 Puskas 23', 1-2 Aguas 25', 2-2 Cavem 34', 2-3 Puskas 38', 3-3 Coluna 51', 4-3 Eusebio 63', 5-3 Eusebio 78'.




















BENFICA: Costa Pereira- Joao, Germano, Angelo- Cavem, Cruz- Augusto, Eusebio, Aguas, Coluna, Simoes. Pelatih: Bella Guttman
REAL MADRID: Araquistain- Casado, Santamaria, Miera- Felo, Pachin- Tejada, Del Sol, Stefano, Puskas, Gento.
Wasit: Horn (Belanda); Stadion: Olimpiade, Amsterdam, 2 Mei 1962; Penonton: 65.000